Selasa, 18 Desember 2012

Golongan Orang Kafir dan Munafik serta Bagaimana Sikap Kita kepada Mereka Berdasarkan Al-Qur'an

Golongan Orang Kafir

“Sesungguhnya orang- orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri beringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak beriman.”
(QS.Al-Baqarah:6)
“Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka1, dan penglihatan mereka ditutup2. Dan bagi mereka siksa amat berat.” (QS. Al-Baqarah:7)
1:  orang – orang yang tidak mampu menerima petunjuk dan segala macam nasehat pun
      tidak akan berbekas.
2:  Mereka tidak dapat memperlihatkan dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an  dan tidak dapat mengambil
     pelajaran dari tanda- tanda kebesaran Allah Swt. Di langit, di Bumi, dan pada diri mereka sendiri.


Golongan Orang Munafik

Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekililingnya, Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, mereka tidak dapat melihat3 (QS. Al-Baqarah:17)
“Mereka tuli, bisu, dan buta4 , maka tidaklah mereka akan kembali ke jalan yang benar”.
(QS.Al-Baqarah:18)
3: Orang- orang munafik itu tidak mengambil manfaat dari petunjuk - petunjuk
    yang datang dari Allah Swt.
4: Walaupun panca indra mereka melihat , mereka tuli, bisu, dan buta
    untuk menerima kebenaran Allah Swt

“ Sesungguhnya orang – orang yang mendustakan ayat- ayat kami dan menyombongkan diri terhadapNya, sekali- kali tidak dibukakan bagi mereka pintu – pintu langit 5  dan tidak pula mereka masuk surga hingga Unta masuk ke lubang jarum6. Demikian balasan bagi orang – orang yang berbuat kejahatan.” (QS. Al-‘Araf:40)
5: Do’a dan amal mereka tidak diterima Allah Swt.
6: Mereka tidak mungkin masuk surga  sebagaimana tidak mungkinnya unta masuk kelubang jarum.



Sikap Kita Kepada Mereka

Pada suatu ketika saya pernah membaca di situs Facebook dia mengatakan bahwa”sudah dua hari saya menanti  penjelasan dari Islam tentang Tuhan mereka dan ternyata mereka tidak mampu menjelaskannya dan aku lebih hebat daripada Tuhannya.” Kurang lebih seperti itu,

Beliau terlalu bertanya, dan saya tahu pertanyaan itu bukanlah bertujuan untuk mencari kebenaran melainkan untuk mencari kelemahan yang ada dalam Al-Qur’an. Kenapa saya mengatakan seperti itu karena sudah lebih dari cukup kaum Muslim yang member I jawaban baik berdasarkan Al-Qur’an maupun berdasarkan Logika berfikir dan Beliau tetap menyangganya.
Seakan – akan dari perkataannya  dapat saya simpulkan Beliau akan percaya kepada Allah jika Allah sudah dihadapannya.
Bagaimana mungkin itu terjadi.
Sungguh manusia yang naïf.
Engkau tidak akan mampu melihat Tuhanmu secara langsung akibat dari keterbatasan yang sudah diciptakannya hingga suatu saat yang sudah ditentukan.
Lihatlah begitu banyak bukti KeberadaanNya.
Lihatlah begitu banyak bukti KeagunganNya.
Ada Sesuatu berarti Ada penciptanya.
Sang Pencipta sudah tentu tahu Kelebihan dan kekurangan yang diciptakannya.
Itu lah Allah.

Ah sahabat- sahabat dan ternyata itu bukanlah ucapan yang pertama yang dilontarkan oleh kaum kafir atau kaum munafiqun kepada umat Islam. 1400 tahun yang lalu juga sudah ada dilakukan oleh kaum Yahudi sebagaimana terlampir dalam ayat berikut ini.

“Ahli kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari pada itu. Mereka berkata:’Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata.’; Maka mereka  disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi6  sesudah datang kepada mereka bukti – bukti yang nyata, lalu kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.” (QS. An-Nisaa:153)
6: Anak sapi itu dibuat mereka dari emas untuk disembah
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna.
yang dibekali akal dan pikiran sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
sudah seharusnya juga kita dapat menggunakan akal kita untuk berfirkir jernih.
Contoh kecil jika kita benar – benar telah memiliki akal yang sehat yaitu NAFAS kita.
Nafas Tidak bisa kita lihat bagaimanapun caranya.
Akan tetapi bukankah kita dapat merasakannya.
Begitulah Allah.
Itu adalah logika kecilnya saja, karena kita adalah manusia yang tidak luput dari keterbatasan.

Sahabat- sahabatku, jika kalian benar – benar ingin tahu bagaimana itu orang kafir , munafik atau orang – orang yang mendustakan ayat – ayat Allah bacalah Al-Qur’an. Disana sungguh banyak dipaparkan bagaimana karakter mereka sebenarnya; sehingga jika kita sudah mengetahui mereka yang sebenarnya kita pasti bakalan tahu juga cara untuk menghadapi mereka bukan??
sekali lagi Al-Qur’an lah jawabannya.

“Hai orang – orang yang beriman , jika kamu mengikuti sebagian dari orang – orang yang diberi Alkitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah kamu beriman.”
(QS. Aali-‘Imraan:100)

“Hai orang – orang beriman, janganlah kamu mengambil teman kepercayaanmu orang – orang diluar kalanganmu,(karena) mereka tidak henti – hentinya(menimbulkan) kemudaratan bagimu.  Mereka menyukai apa yang menyusahkankan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat – ayat(kami), jika kamu memahaminya.”
(QS. Aali-‘Imraan:118)

“ Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman karena dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Dan maafkanlah dan biarkanlah mereka sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.7 . Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.”
7: Izin memerangi dan mengusir yahudi
(dan ayat ini bukanlah sekedar untuk Kaum yahudi melainkan kepada orang – orang yang telah mendustakan Ayat – ayat Al-Qur’an)

“Janganlah orang – orang mukmin mengambil orang – orang kafir menjadi wali8 dengan meninggalkan orang- orang mukmin…” (QS. Aali-‘Imraan:28)
8: Wali: teman akrab, pemimpin, penolong, dan pelindung.

“Sesungguhnya orang – orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi(orang) dari jalan Allah…” (QS. Al-Anfaal:36)

Sesudah mengetahui yang sebenarnya, selayaknya tugas kita sebagai umat Islam yang menjunjung tinggi kebenaran adalah bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi kekacauan- kekacauan yang sering mereka buat saat ini.
Dan apa yang mereka lakukan saat ini, sebenarnya 1400 tahun yang lalu juga sudah dilakukan para orang kafir dan munafik sehingga cara kita waspada tetaplah harus berpegang pada Al-Qur’an,

“Perangilah orang – orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasulnya…” (QS.At-Tawbah:29)

Perlu digaris bawahi bahwa makna dari kata berperang di atas bukanlah berarti berperang harus dengan menggunakan senjata melainkan dengan memberi nasihat jika salah seorang yang dilihatnya melakukan yang tidak baik. Dan jika orang yang diberi nasihat tidka menerima dengan baik, maka tidak ada paksaan untuk mengubah sikap dan pandangan sebelumnya, yang penting kita sudah melaksanakan kewajiban mengajak dan member nasihat.

“Maka katakanlah:’Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.’”(QS.Yunus:41)

Artinya bahwa ada orang yang memiliki pandangan yang menurut agama salah, wajib bagi kita untuk mengajak dan menasihatinya ke jalan yang benar. Jika ia tidak mau kita tidak boleh memaksa.

Dan perlu kita ingat juga bukan berarti kita diajarkan untuk memusuhi mereka akan tetapi tetaplah bersikap baik dan berlaku adil kepada mereka kecuali oleh sebab – sebab tertentu, sebagaimana termaktub dalam Ayat Al-Qur’an berikut ini:

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang – orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah  menyukai orang – orang yang berlaku adil.”
(QS.Al-Mumtahanah: 8)

Artinya Allah tidak melarang orang Islam untuk berhubungan dengan orang kafir yang tidak memusuhi Islam kecuali mereka memerangi kita oleh sebab agama, maka itu wajib kita basmi alias perangi.

*AL-QUR’AN adalah jawaban dari semua pertanyaan dan pernyataan yang mereka lontarkan.
Mari sahabat – sahabat kita jadikan Al-Qur’an sebagai bacaan yang paling kita suka.
Sungguh dengan membacanya membuat hati kita tenang, damai, dan menjadi anak yang CERDAS tentunya.*
CERDAS DUNIA DAN AKHIRAT
(Insya Allah)

"Tulisan itu Mampu menggugah Dunia
Tulislah apapun itu
Mulai saat ini." 
(Ahmad Fuadi, Pengarang Novel Best seller Negeri 5 Menara) 

Sabtu, 15 Desember 2012

Menasehati Mempelai Putri Sebelum Disandingkan



Wasiat umamah binti al harits kepada putrinya sebelum disandingkan yang mengandung unsure-unsur pokok kehidupan keluarga yang harmonis.
Sepuluh sikap seorang istri pada suami:

  • 1&2 :
    Tunduk dan patuhlah kepadanya dengan sifat qanaah, selalu mendengar dan taat.

  • 3&4 :
    Memperhatikan apa yang disukai mata dan hidungnya. Janganlah matanya memandang sesuatu yang buruk pada dirim. Dan janganlah hidungnya mencium , kecuali keharuman yang semerbak.

  • 5&6 :
    memperhatikan waktu tidur dan makannya, karena sesungguhnya panasnya lapar menyala, meluap – luap dan terganggu tidur membuatnya cepat emosi.

  • 7&8 :
    Menjaga hartanya dan memperhatikan kehormatan dan tanggungan keluarganya. Cara penanganan dalam harta, baik – baiklah dalam mempertimbangkan. Dan di dalam tanggungan, baik – baiklah di dalam pengaturan.

  • 9&10 :
    Janganlah engkau membantahnya dan janganlah engkau menebarkan rahasianya, karena sesungguhnya bila engkau membantah perintahnya tentu membuat dongkol dadanya. Dan bila egkau membeberkan rahasianya maka sesungguhnya engkau tidak bisa menjamin pengkhianatannya. Kemudian janganlah sekali – kali engkau berbahagia disaat dia bingung murung dan janganlah sekali – kali engkau cemberut , murung disaat dia berbahagia.

http://www.penasaran.net/?ref=acpfq4

Faidah Pernikahan dalam Islam



  • Tetapnya kelangsungan hidup manusia dengan berkembangbiak dan berketurunan.
    [An-Nisa’:1] & [An-Nahl:72]
    “Menikahlah, berketurunanlah, perbanyaklah, karena sesungguhnya saya membanggakan umat – umat (yang terdahulu)” (HR.Al-Baihaqi)
  •  Menjaga Suami Istri dari terjerumus ke dalam perbuatan nista, dan mengekang bahaya syahwat serta menahan pandangan dari pandangan yang diharamkan.

    “Wahai sekalian pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah memiliki ba’ah, maka hendaklah menikah, karena sesungguhnya nikah itu lebih menahan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.” (HR.Jama’ah)
  •  Membuat tenang dan tentram jiwa dengan cara duduk – duduk dan bercengkrama dengan pasangannya.
    “…agar dia merasa sengan kepadanya…” (Al-A’raf:189)

    “Hiburlah hati – hati kalian sesaat, karena jiwa itu kalau dipaksa(terus-menerus) akan buta. ”  (Az-Zawaj Al-Islamiy As-Sa’id)

    “Istri adalah labuhan buat suaminya, padanyalah dia menyalurkan dahaga seksual dibawah naungan cinta kasih dan kesucian.” (Ustadz Mahmud Asy-Syarif)
  • Wanita melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan tabiat kewanitaan yang diciptakan begitu juga sebaliknya.

Sabtu, 08 Desember 2012

....Akhlakul Karimah....

Ummu Kaltsum r.a berkata,"Sesungguhnya Rasulullah Saw tidak memperbolehkan dusta, kecuali dalam tiga hal: 1). Berdusta untuk mendamaikan dua orang yang sedang bersengketa, 2). Berdusta pada waktu perang, 3). Dusta suami kepada istri(Demi kebaikan)."

Rasulullah Saw bersabda,"Allah Swt.berfirman, 'Sesungguhnya aku akan menerima Sholat orang - orang :
  • yang merendahkan dirinya karena kebesaranKu, 
  • menahan dirinya dari hawa nafsu karena Aku, 
  • yang mengisi sebagian waktu siangnya untuk berzikir kepadaKu, 
  • yang tidak sombong terhadap makhlukKu, 
  • yang memberi makan kepada orang - orang yang lapar, 
  • yang memberi pakaian pada orang yang telanjang, 
  • yang menyayangi pada orang yang terkena musibah,
  • yang memberi perlindungan pada orang yang terasing.
Kelak cahaya orang itu akan bersinar seperti cahaya matahari.Aku akan berikan cahaya ketika dia kegelapan.Aku akan berikan ilmu ketika dia tidak tahu.Aku akan lindungi dia dengan kebesaranKu.Aku akan memerintahkan malaikat menjaganya.Kalau dia berdoa kepadaKu, Aku akan mengabulkannya.Kalau ia meminta kepadaKu, akan segera Aku penuhi permintaannya..." (Kalimatullah Al Ulya,hal 26)


"Kamu tidak akan pernah mampu mencukupkan orang lain dengan hartamu, kareana itu, cukupkanlah mereka dengan wajah yang berseri dan dengan akhlak yang baik."
(HR.Abu Ya'la, Al-Hakim,dll)

"5 Perkara yang harus ada pada diri agar menjadi orang yang sholeh dan suci, yang menjadi kekasih Allah dan dijauhi setan yaitu saat Al-Hakim bertanya pada ayahnya, kemudian ayahnya menjawab:"
1. Agama
2. Keyakinan
3. Rasa Malu
4. Akhlak yang Baik
5. Kemurahan Hati

"Bersikap pemaaf, menganjurkan kebaikan dan berpaling dari orang - orang yang bodoh."
(Al-A'raf:199)
Sabda Rasulullah:
"Itu berarti kamu harus menjalin hubungan baik dengan orang - orang yang memusuhimu, bersikap dermawan terhadap orang yang kikir kepadamu, dan memaafkan orang - orang yang zalim atas dirimu."
(HR.Abu Abi Ad-Dunya)


http://www.penasaran.net/ref=acpfq4

Jumat, 23 November 2012

Siapakah Sang Mesias Sebenarnya


Penganut Tritunggal meyakini bahwa sang Mesias itu adalah Yesus. 
Dan salah satu ayat yang menjadikan Yesus menjadi sang mesias adalah sebagai berikut ini.
"Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya." (Injil-Ulangan 18: 18)
Maksud dari Seperti Engkau ini adalah menujukan kepada Nabi Isa As atau Yesus atau dengan kata lain mereka mengatakan bahwa Yesus sama seperti Musa dengan Alasan Musa adalah seorang Nabi. Yesus juga Nabi. Musa adalah seorang Yahudi dan Yesus juga seorang Yahudi.

Jika hanya alasan tersebut yang menguatkan bahwa Yesus seperti Musa maka Ulangan 18: 18, dapat dipenuhi oleh setiap tokoh setelah Musa pada kitab Injil: Solomon, Yesaya, Ezekiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes Pembaptis dan lain-lain, karena mereka semua juga seorang "Yahudi" dan "Nabi".

Mengapa tidak menerapkan ramalan tersebut kepada salah satu nabi-nabi ini, dan mengapa harus Yesus? Mengapa kita harus menganggap yang satu ikan sementara yang lainnya unggas?"
Mari kita lihat Siapakah sebenarnya sang Mesias yang sudah dijanjikan Allah itu berdasarkan Ayat – ayatnya juga bukan sekedar dari hanya pemahaman manusia.
3 Ketidaksamaan antara Musa dan Yesus adalah sebagai berikut ini.
Ø  Yesus tidak seperti Musa, karena,
menurut Penganut Tritunggal "Yesus adalah Tuhan",
tetapi Musa bukanlah Tuhan.

Ø  Menurut Penganut Tritunggal "Yesus Mati Untuk Dosa-dosa Dunia",
tetapi Musa tidak mati untuk hal tersebut. "
      Karena itu Yesus tidak seperti Musa!"
 
Ø  Menurut Penganut Tritunggal "Yesus Pergi Ke Neraka Selama Tiga Hari",
tetapi Musa tidak masuk ke sana. "
Karena itu Yesus tidak seperti Musa!"


Yesus # Musa
Muhammad=Musa

Selain ketiga ketidaksamaan antara Yesus dan Musa tersebut diatas kemudian dikuatkan oleh beberapa hal lain berikutnya yaitu sebagai berikut ini.

1.      Ayah dan Ibu
Musa mempunyai seorang ayah dan seorang ibu.
Muhammad juga mempunyai seorang ayah dan seorang ibu.
Tetapi Yesus hanya mempunyai seorang ibu, dan ayahnya bukan seorang manusia.
Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa

2.       Kelahiran Ajaib
Musa dan Muhammad lahir secara normal dan alamiah,
yaitu melalui percampuran fisik antara seorang pria dan wanita,
tetapi Yesus diciptakan dengan sebuah keajaiban istimewa.
Dalam Kitab Matius 1: 18
"... sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup sebagai suami istri, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus ..."

Dan, Lukas mengatakan bahwa ketika berita gembira
atas kelahiran anak suci tersebut diberitahukan kepada Maria, dia memberi alasan:
"... bagai-mana hal itu mungkin terjadi, sedangkan aku belum bersuami? Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinnggi akan me-naungi engkau ..." (Lukas l: 34-35).

Kitab Suci Al-Qur'an menegaskan kelahiran Yesus yang ajaib tersebut
dalam istilah yang mulia dan luhur dalam menjawab pertanyaan yang logis dari Maria:
"Ya Rabbku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun?"Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah" lalu jadilah dia." (QS. Ali Imran: 47).
Bukanlah menjadi keharusan bagi Allah untuk menanam benih pada seseorang atau binatang.
Jika Dia menghendakinya itu pasti akan terjadi.
Ini adalah konsep umat Islam pada kelahiran Yesus.
Dari penjelasan diatas menjelaskan dengan terang bahwa
kelahiran Yesus sangat berlawanan dengan Musa dan Muhammad yang secara alami.
Saya berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa tetapi Muhammad seperti Musa".
Dan, Tuhan berkata kepada Musa pada
Ulangan 18: 18 "Like unto thee" (Seperti kamu, seperti Musa)
dan Muhammad seperti Musa.

3.      Ikatan Perkawinan
Musa dan Muhammad menikah dan mempunyai anak,
tetapi Yesus tetap menjadi seorang bujangan selama hidupnya. "
“Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad seperti Musa"

4.     Yesus Ditolak Oleh Kaumnya
Musa dan Muhammad diterima sebagai nabi oleh kaumnya dalam kehidupan mereka.
Tidak ada keraguan bahwa orang-orang Yahudi terus menerus
memberi kesulitan kepada Musa, tetapi sebagai bangsa secara keseluruhan,
mereka mengetahui bahwa Musa adalah utusan Allah yang dikirim untuk mereka.
Orang-orang Arab juga membuat kehidupan Muhammad menjadi menderita.
Beliau sangat menderita akibat ulah mereka.
Setelah 13 tahun berda'wah di Makkah, beliau harus pindah dari kota kelahirannya.
Tetapi sebelum kematiannya, bangsa Arab secara keseluruhan telah menerimanya sebagai utusan Allah.
 Tetapi berdasarkan Injil
"Dia (Yesus) datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang
kepunyaan-Nya itu tidak menerimanya." (Yohanes 1: 11).
Dan bahkan sampai hari ini, setelah 2000 tahun, kaumnya --orang-orang Yahudi,
secara keseluruhan telah menolaknya.
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa."


5.      Kerajaan "Dunia Lain"
Musa dan Muhammad adalah nabi dan juga raja.
Nabi berarti seorang manusia yang menerima wahyu untuk menunjuki manusia
dan menyampaikan petunjuk ini kepada ciptaan Allah seperti yang
diterimanya tanpa ada penambahan atau pengurangan.
Raja adalah seorang manusia yang mempunyai kekuasaan atas hidup dan mati rakyatnya.
Tidaklah penting apakah orang tersebut mengenakan mahkota atau tidak,
atau apakah dia mengenakan pakaian raja;
Jika seseorang mempunyai hak untuk memberikan hukuman mati -Dia adalah raja-.
Musa memiliki kekuasaan tersebut.
Ingatkah Anda orang Israel yang pada hari Sabbath ditemukan sedang mengumpulkan
kayu bakar, dan Musa menghukum mati orang tersebut dengan dilontari batu? (Bilangan 15: 36).

Terdapat tindakan kejahatan lainnya yang disebutkan dalam Injil yang karenanya Musa memberikan hukuman mati pada orang-orang Yahudi tersebut.
Begitu juga Muhammad, beliau memiliki kekuasaan atas hidup dan mati kaumnya.
Pada Injil terdapat beberapa contoh orang-orang yang hanya diberi kenabian,
tetapi tidak dalam posisi untuk menerapkan petunjuk mereka.
Beberapa orang suci Tuhan yang tidak berdaya menghadapi penolakan
yang keras atas pesan yang disampaikan mereka ini adalah
nabi Lot, Jonah, Daniel, Ezra dan Yohanes Pembaptis.
Mereka hanya dapat menyampaikan pesan, tetapi tidak dapat memaksakan hukuman.
Sayangnya nabi suci Yesus juga termasuk kategori ini.

Para penginjil Kristen dengan jelas membenarkan hal ini: Ketika Yesus diseret sebelum Gubernur Roma (Pontius Pilate) menuduhnya sebagai pendusta, Yesus membuat sebuah pernyataan meyakinkan dalam pembelaannya untuk menyangkal tuduhan yang salah:
"Jawab Yesus, 'Kerajaanku bukan dari dunia ini; Jika kerajaanku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan diserahkan kepada orang orang Yahudi, akan tetapi kerajaanku bukan dari sini. " (Yohanes 18: 36).
Hal ini meyakinkan Pilatus (seorang penyembah berhala) dengan pemikiran bahwa Yesus tidak sepenuhnya berkuasa atas kemampuan ruhaninya, dia tidak menganggapnya orang yang membahayakan pemerintahannya. Yesus hanya menuntut sebuah kerajaan spiritual, dengan kata lain dia hanya menyatakan sebagai seorang nabi. "
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa.

6.      Tak Ada Hukum Baru
"Musa dan Muhammad membawa hukum dan aturan baru untuk kaumnya.
Musa tidak hanya memberi 10 perintah Allah kepada orang-orang Israel,
tetapi hukum-hukum peribadatan yang sangat luas sebagai petunjuk kaumnya.
Muhammad datang kepada sebuah kaum yang sangat bodoh dan biadab.
Mereka menikahi ibu tirinya, menguburkan anak perempuannya hidup-hidup,
mabuk-mabukan, berzina, menyembah berhala dan berjudi dari hari ke hari.
Gibbon melukiskan orang-orang Arab sebelum Islam dalam
Decline and Fall of the Roman Empire
(Kemunduran dan Keruntuhan Kekaisaran Romawi.), "Kebrutalan manusia, hampir tanpa perasaan, sulit dibedakan keburukannya dari
sisa-sisa penciptaan hewan." Sukar mendapatkan sesuatu yang membedakan
antara manusia dan hewan pada saat itu. Mereka adalah hewan dalam wujud manusia.
Dari kebiadaban yang hina ini, Muhammad mengangkat mereka, dalam kata-kata Thomas Carlysle,
"Menjadi pembawa obor penerangan dan pelajaran. Bagi bangsa Arab ini adalah kelahiran dari kegelapan menjadi cahaya. Untuk pertama kalinya Arab menjadi hidup karenanya. Masyarakat penggembala yang miskin, mengembara tidak dikenal di padang pasir sejak penciptaan dunia. Perhatikan, tidak dikenal menjadi terkemuka di dunia, yang kecil telah tumbuh menjadi dunia besar. Dalam satu abad kemudian Granada telah berada di tangan bangsa Arab dan Delhi di tangannya yang lain. Pandangan sekilas dalam keberanian, kemegahan, dan cahaya kecerdasan, Arab menyinari bagian yang besar dari dunia... "
Kenyataannya adalah Muhammad memberi-kan kaumnya sebuah hukum dan peraturan yang belum pernah dimiliki mereka sebelumnya.
Mengenai Yesus, ketika orang-orang Yahudi merasa curiga terhadapnya bahwa ia mungkin seorang penipu dengan tujuan menyesatkan ajaran mereka, Yesus mengambil penderitaan untuk meyakinkan mereka bahwa dia tidak datang dengan agama baru. Tidak ada hukum baru dan tidak ada peraturan baru. Saya kutip kata-katanya:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau meniadakan kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi'. "(Matius 5: 17-18).
Dengan kata lain, dia tidak datang dengan hukum atau aturan baru. Dia datang hanya untuk menggenapi hukum lama. Hal inilah yang diberikannya kepada orang-orang Yahudi untuk dimengerti. Kecuali jika ia sedang mencoba menggertak orang-orang Yahudi, agar menerimanya sebagai utusan Allah dan dengan dalih mencoba memasukkan aga-ma baru kepada mereka. Tidak! Utusan Tuhan ini tidak akan pernah berusaha dengan curang untuk menumbangkan agama Tuhan. Dia dengan sendirinya mematuhi hukum. Dia mematuhi perintah-perintah Musa, dan menghormati hari Sabbath. Tidak ada kesempatan seorang Yahudi menunjukkan jari padanya dan berkata, "Mengapa kamu tidak puasa" atau "Mengapa kamu tidak mencuci tanganmu sebelum membelah roti". Yesus menuduh mereka selalu mengatakan bertentangan dengan muridnya, tetapi tidak pernah berten-tangan dengannya. Hal ini karena sebagai seorang Yahudi yang baik, ia menghormati hukum-hukum nabi yang mendahuluinya.
Singkatnya, ia tidak menciptakan agama baru dan tidak membawa hukum baru seperti Musa dan Muhammad.
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad seperti Musa."

7.     Bagaimana Mereka Pergi
Musa dan Muhammad meninggal dalam kematian yang wajar, tetapi menurut agama Kristen, Yesus dengan kejam dibunuh di tiang salib. "
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa."

8.     Surga Sebagai Tempat Kediaman
Musa dan Muhammad terbaring dikubur dalam bumi, tetapi menurut Penganut Tritunggal  Yesus beristirahat di surga. 

Sumber: Ahmed Deedat www.pakdenono.com