Sebaik – baik Manusia yang memiliki Mata Hati
Tidak Akan membiarkan Dirinya Sengsara Dunia dan Akhirat
“Barang
siapa menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di
dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah
orang – orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia – sialah apa yang
mereka kerjakan.”
(QS.Hud:15-16)
“Barang
siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di
dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang – orang yang Kami kehendaki dan
Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan
tercela dan terusir. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan
berusaha ke arah itu dengan sungguh –
sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang – orang yang
usahanya dibalasi dengan baik."
(QS.Al-Isra’:18-19)
“Dunia
itu penjaranya orang – orang yang beriman dan Surganya Orang Kafir”
(
HR.Muslim, Al-Tarmudzi,Ibnu Majah, dan Ahmad )
Secara
Kontekstual, Hadits tersebut dapat kita artikan bahwa sesungguhnya makna dari
kata Penjara adalah memberi petunjuk adanya perintah berupa kewajiban dan
anjuran , disamping adanya larangan hukum haram dan makruh. Bagi orang beriman
hidup di dunia tidak bebas tanpa batas ibarat penghuni penjara.Maka dia
dibatasi berbagai perintah dan larangan. Bagi orang kafir dunia adalah surga
sebab dalam menempuh hidup , dia bebas dari perintah dan larang tersebut.
“Janganlah sekali – kali kamu terperdaya oleh
kebebasan orang – orang kafir bergerak di negeri1.
Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat
tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk –
buruknya.
Akan tetapi orang – orang yang bertakwa kepada
Tuhan-nya, bagi mereka surga yang mengalir sungai – sungai di bawahnya, sedang
mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah)2 dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah
adalah lebih baik bagi orang – orang yang berbakti.3”
(QS.Aali-‘Imran:196 - 198)
Ket:
1. Kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan
perusahaan mereka
2. Tempat tinggal beserta
perlengkapan – perlengkapannya seperti makanan, minuman , dll
3. Penghargaan dari Allah Swt. Disamping tempat tinggal
beserta perlengkapan – perlengkapan itu, adalah lebih baik daripada kesenangan duniawi yang dinikmati
orang – orang kafir itu.
Perlu kita ketahui bahwa makna dari ayat diatas adalah
menggambarkan kebiasaan orang kafir seperti apa, salah satu contohnya adalah
kehidupan yang bebas,berbuat tidak karena iman tapi karena dunia dan hawa nafsu
.So, jangan jadikan diri kita seperti orang kafir di atas yaitu dengan
mengikuti kebiasaan – kebiasaan hidup mereka di dunia.
“Barang siapa yang mencintai suatu kaum, maka ia akan
dibangkitakan bersama mereka.” (HR.Al-Hakim)
Semua itu hanyalah kesengan sementara bagi orang –
orang kafir dan di sisi Allah adalah sebaik – baiknya tempat bagi orang yang
beriman dan senantiasa sibuk memperbaiki diri.
“Hai orang – orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.”
(QS.Aali-‘Imraan: 200)
Ambillah dunia ini sekedar yang dapat menguatkan badan
kita untuk beribadah. Puaslah dengan kadar yang sederhana dan jangan mengejar
tambahan diluar batas keperluanmu.
Pepatah mengatakan bahwa
“Jika sedikit
faktor – faktor kegembiraan engkau miliki , maka sedikit pulalah kesedihanmu
saat meninggalkannya kelak.”
Sang Pujangga berkata :
Siapa tidak suka menyaksikan perkara buruk
Janganlah mengejar sesuatu yang pasti hilang atau
binasa
Sebab kesejahteraan pasti berubah menjadi kehancuran
Jika batas waktu dan saat telah datang menghampirinya.
Syair:
Wahai manusia, sesungguhnya dunia ini
Adalah lautan yang ganas menggelora.
Sangat sukar sebuah kapal selamat darinya.
Padahal jalan keselamatan dari tenggelamnya sangat
jelas.
Buang seluruh bahan makanan dan barang berat dari atas
kapal itu.
Makna yang bisa kita ambil dari syair diatas adalah
sebenarnya kita mengetahui hal baik dan buruk dalam hidup di dunia ini dan kita
telah memiliki tuntunan kitab suci kita Al-Qur’an akan tetapi demikian karena
begitu banyaknya cobaan dan godaan sehingga membuat kita mudah tergelincir
apabila tidak berhati – hati.
Jika kita lebih mengutamakan Cinta akan dunia maka
kita akan menuruti akan keinginan hawa nafsu yang mencelakakan kehidupan kita
baik dunia maupun akhirat.
“Dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia
akan menyesatkan engkau dari jalan Allah…” (QS.Shaad:26)
Apalah arti dari kesenangan Dunia yang sementara ini
dibanding dengan Kebahagian akhirat yang kita kekal di dalamnya kelak.
Mari kita mengorbankan dan menginvestasikan waktu kita
yang sesaat ini dengan menjadi orang – orang yang bertakwa kepada Allah.
Akhirat lebih baik daripada dunia.
Mari kita jadikan dunia sebagai tempat kita
mengusahakan apa saja yang menjadi syarat – syarat menggapai akhirat yang lebih
baik dan sesuai dirido’I oleh-Nya.
Sungguh kita akan mendapatkan sesuai dengan apa yang
kita niatkan.
Jangan sia – siakan usaha yang sudah kita lakukan
sirna dengan begitu saja yaitu dengan melakukannya tidak oleh sebab iman
melainkan ada hal dunia terbersik dalam hati kita.
Mari kita lakukan Kebaikan oleh sebab iman yaitu oleh
karena Cinta kita kepada Sang pemilik cinta sebenarnya beserta rasul - rasulnya.
“Sesungguhnya dunia itu hanya milik empat manusia,
yaitu:
1. Hamba yang dianugerahi harta dan ilmu oleh Allah.
Dia bertakwa kepada Allah karenanya dan mengetahui hak
Allah karenanya.
Ini adalah kedudukan yang paling baik.”
2. Hamba yang dilimpahi Ilmu namun tidak dianugerahi
harta
Dia adalah orang yang niatnya lurus. Dia berkata.’Andaikata aku mempunyai harta, tentu aku
bisa beramal seperti diamalkan si Fulan.’
Dia dengan niatnya itu, maka kedua – duanya
memperoleh pahala yang sama.
3.
Hamba yang
dianugerahi Harta namun tidak dianugerahi Ilmu.
Dia berjalan tanpa petunjuk karena hartanya tanpa
pengetahuan,
Dia tidak bertakwa kepada Allah karenanya,
Tidak menyambung tali persaudaraan karenanya dan tidak
mengetahui Hak Allah karenanya.
Ini adalah kedudukan yang paling Buruk
4.
Hamba yang Tidak
dianugerahi harta dan ilmu
Dia berkata:’Andaikan
aku mempunyai harta , tentu aku benar – benar akan berbuat seperti yang
diperbuat Fulan.’
Dia dengan niatnya itu, maka kedua – duanya mendapat
dosa yang sama.
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzy)
Rasulullah bersabda:
“Ada tiga jenis manusia yang didalam dirinya terdapat manisnya iman yaitu
Ø
Hendaknya Allah dan
Rasulnya lebih dicintai dari pada selain keduanya.
Ø
Hendaknya mencintai
seseorang semata – mata karena Allah,
Ø
Dan hendaknya membenci
kekufuran sesudah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, Sebagaimana Ia
tidak suka lemparkan ke dalam api Neraka.”
Tidak ada alasan untuk tidak lebih mencintaiNya dari
pada mencintai dunia yang fana ini.
Karena Dialah yang Patut untuk dicintai.
Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Pengasih kepada seluruh umat manusia,
Penyayang kepada orang – orang yang dikehendakinya.
Dia tidak menganiaya kita sedikitpun.
Dia mempermudah segalanya.
Dia Maha Pengampun dan Pemaaf sekalipun sudah seribu
kali kita Ingkar dan berbuat Dosa.
Sebagaimana Allah telah berfirman agar kita jangan
putus asa akan rahmatnya.
“Katakanlah hai hamba – hamba-Ku yang melampui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa – dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Maha
pengampun lagi Maha penyayang.”
(QS. Az-Zumar:53)
Dan ayat di atas berlaku ketika ruh masih bersatu
dengan jasad kita dan kita bertaubat kepadaNya.
Mari kita buktikan Cinta kita KepadaNya
Dengan Benar – benar menjadi orang yang beriman dan
bertakwa
Untuk hidup kita yang lebih baik
Baik untuk dunia dan Akhirat.
“Allah Azza wa Jalla berfirman,
‘Jika hambaKu hendak mengerjakan suatu keburukan, maka
janganlah kalian(Para Malaikat) menulisnya sebagai dosa hingga dia
mengerjakannya. Jika sudah mengerjakannya maka tulislah satu dosa yang sama
dengannya, dan jika dia meninggalkannya
karena Aku, maka tulislah satu kebaikan baginya. Dan jika dia hendak
mengerjakan satu kebaikan namun belum mengerjakannya, maka tulislah satu
kebaikan baginya. Jika dia sudah mengerjakannya, maka tulislah baginya
sepuluh(pahala) kebaikan yang serupa dengannya hingga tujuh ratus kebaikan.’”
(HR.Al-Bukhary dan Muslim)
Subhanallah begitu baiknya Allah,
Tidak akan ada manusia yang dapat berbuat
sedemikiannya.
Dia tidak tuliskan dosa ketika seseorang meniatkan
kejahatan hingga ia melakukannya
Tapi sebaliknya
Dia langsung tuliskan pahala kepada kita ketika kita
berniat kebaikan oleh karenanya
Dan menambahkan pahala ketika kita sudah
mengerjakannya.
Marilah kita tanamkan dalam hati untuk lebih Mencintai
Allah.
Cinta oleh sebab Manusia dan keduniaan itu Tidak akan
Abadi bahkan mudah Sirna
Oleh karena Manusia tidak memiliki Cinta yang hakiki
seperti sang Penciptanya.
Akan Habis dan Punah seiring berjalannya waktu.
Ketahuilah Sahabat – sahabatku Bahwa sesungguhnya
perbuatan maksiat itu ternyata timbul karena kita mendahulukan cinta kepada
hawa nafsu individual(cinta dunia) ketimbang cinta pada Allah dan Rasul.
Demikian pula semua perbuatan Bid’ah , hal ini muncul
sebagai akibat kita telah mendahulukan kepentingan hawa nafsu(Cinta keduniaan
yang berlebihan), Cintanya, bencinya, pemberiaanya, pencegahannya hanya untuk
kepentingan hawa nafsu kita, hal ini menunjukkan kurangnya keimanan yang wajib ada dalam diri
kita.
“Surga itu diselubungi dengan semua perkara yang tidak
disukai,
Manakala neraka diselubungi dengan nafsu syahwat.”
(HR.Muslim)
Ketika itu kita diharuskan bertaubat, kemudian kembali
pada sunah Rasulullah Saw., mendahulukan cintanya pada Allah dan Rasullnya serta semua yang
diRido’I Allah dan Rasulnya dari pada Kepentingan hawa nafsu dan keinginannya.
“Barang siapa yang
mencintai dunia (secara berlebihan) maka dia telah membahayakan (kehidupan)
akhiratnya dan barang siapa mencintai akhirat maka dia akan menjaga agamanya.”
(HR. Ahmad dan Tabrani)
“Maka dia akan rajin bergaul dengan para ulama, para
tokoh, dan orang – orang yang bijaksana.”
Makna dari kata orang – orang bijaksana diatas adalah
orang yang sudah mampu membedakan yang haq dan yang bathil dan yang sudah mampu
menjadikan Allah di atas segalanya.
Mengapa kita diperintahkan lebih utama bergaul dengan
orang – orang tersebut di atas??
Karena jika manusia senantiasa bergaul dengan orang –
orang yang fasik, maka akan terukir dalam hatinya seluruh keburukan dan
perbuatan maksiat yang dilakukannya, sehingga lambat laun ia akan terpengaruh
dengannya.
Sebaik – baik manusia adalah yang bermanfaat buat
orang lain.
Sehingga saya berbagi pada apa yang kuketahui dari
beberapa sumber.
Agar kita dapat mengamalkan secara bersama – sama.
Marilah kita untuk saling Mengingatkan
Marilah mulai saat ini kita mengubah paradigma kita
terhadap Makna hidup sebenarnya.
Dan untuk apa sebenarnya kita Hidup
Melainkan hanya untuk menyembah kepada Allah dengan
kata lain Mari kita hilangkan Perasaan cinta – cinta oleh sebab Manusia dan
keduniaan yang tidak berarti apa – apa di sisi Allah.
Mulai saat ini marilah kita berjanji untuk mengubah
kebiasaan – kebiasaan buruk kita dengan kebaikan – kebaikan sesuai Syariat
Islam.
Jika sholat kita belum menjalankan 5 waktu sehari
semalam
Mari kita sempurnakan
Jika gaya hidup kita masih glamour
Mari kita ubah menjadi Sederhana dan apa adanya oleh
karena Allah
Jika kita masih suka membuang waktu dengan percuma
Mari kita maknai waktu kita dengan sibuk memperbaiki
diri setiap waktu dan memanfaatkan dengan semaksimal mungkin.
Marilah kita mulai dari hal yang sekecil mungkin dan
sesederhana mungkin.
Insya Allah,
Allah akan memudahkan kita untuk menjalankan yang
lebih besar ketika kita sudah melakukan dan memperbaiki kesalahan yang kecil.
Sebagaimana sabda Rasulullah:
“Barang siapa
mengamalkan apa yang diketahuinya , maka Allah akan mewariskan untuknya
ilmu – ilmu yang belum diketahuinya.”
Tidak ada terbersik dalam hati ingin menggurui dan
menceramahin.
Karena sayapun bukanlah seorang Guru dan penceramah.
Tapi ini saya lakukan karena dorongan Cinta kepada
Allah dan Rasulnya.
Sebagaimana Sabda Rasulullah yang terdapat dalam pesan
Ali bin Abi Thalib kepada Putranya yaitu Janganlah kalian takut
menghadapi celaan orang dalam menjalankan perintah Allah. Allah akan melindungi
kalian dari orang – orang yang bermaksud jahat. Janganlah kalian lupa untuk
memerintahkan berbuat baik kepada orang lain dan mencegah kemungkaran.
Semua Berpulang kepada Allah
Semoga Bermanfaat untuk Kita Semua
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar