Kamis, 03 Januari 2013

...Hidup adalah Pilihan...


Sebaik – baik Manusia yang memiliki Mata Hati 
Tidak Akan membiarkan Dirinya Sengsara Dunia dan Akhirat

“Barang siapa menghendaki  kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang – orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia – sialah apa yang mereka kerjakan.”
(QS.Hud:15-16)

“Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang – orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha  ke arah itu dengan sungguh – sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang – orang yang usahanya dibalasi dengan baik."
(QS.Al-Isra’:18-19)

“Dunia itu penjaranya orang – orang yang beriman dan Surganya Orang Kafir”
( HR.Muslim, Al-Tarmudzi,Ibnu Majah, dan Ahmad )

Secara Kontekstual, Hadits tersebut dapat kita artikan bahwa sesungguhnya makna dari kata Penjara adalah memberi petunjuk adanya perintah berupa kewajiban dan anjuran , disamping adanya larangan hukum haram dan makruh. Bagi orang beriman hidup di dunia tidak bebas tanpa batas ibarat penghuni penjara.Maka dia dibatasi berbagai perintah dan larangan. Bagi orang kafir dunia adalah surga sebab dalam menempuh hidup , dia bebas dari perintah dan larang tersebut.

“Janganlah sekali – kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang – orang kafir bergerak di negeri1.
Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk – buruknya.
Akan tetapi orang – orang yang bertakwa kepada Tuhan-nya, bagi mereka surga yang mengalir sungai – sungai di bawahnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah)2  dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang – orang yang berbakti.3
(QS.Aali-‘Imran:196 - 198)

Ket:
1.      Kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka
2.      Tempat tinggal beserta  perlengkapan – perlengkapannya seperti makanan, minuman , dll
3.      Penghargaan dari Allah Swt. Disamping tempat tinggal beserta perlengkapan – perlengkapan itu, adalah lebih baik  daripada kesenangan duniawi yang dinikmati orang – orang kafir itu.

Perlu kita ketahui bahwa makna dari ayat diatas adalah menggambarkan kebiasaan orang kafir seperti apa, salah satu contohnya adalah kehidupan yang bebas,berbuat tidak karena iman tapi karena dunia dan hawa nafsu .So, jangan jadikan diri kita seperti orang kafir di atas yaitu dengan mengikuti kebiasaan – kebiasaan hidup mereka di dunia.

“Barang siapa yang mencintai suatu kaum, maka ia akan dibangkitakan bersama mereka.” (HR.Al-Hakim)

Semua itu hanyalah kesengan sementara bagi orang – orang kafir dan di sisi Allah adalah sebaik – baiknya tempat bagi orang yang beriman dan senantiasa sibuk memperbaiki diri.

“Hai orang – orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.”
(QS.Aali-‘Imraan: 200)

Ambillah dunia ini sekedar yang dapat menguatkan badan kita untuk beribadah. Puaslah dengan kadar yang sederhana dan jangan mengejar tambahan diluar batas keperluanmu.
Pepatah mengatakan bahwa
 “Jika sedikit faktor – faktor kegembiraan engkau miliki , maka sedikit pulalah kesedihanmu saat meninggalkannya kelak.”

Sang Pujangga berkata :
Siapa tidak suka menyaksikan perkara buruk
Janganlah mengejar sesuatu yang pasti hilang atau binasa
Sebab kesejahteraan pasti berubah menjadi kehancuran
Jika batas waktu dan saat telah datang menghampirinya.

Syair:
Wahai manusia, sesungguhnya dunia ini
Adalah lautan yang ganas menggelora.
Sangat sukar sebuah kapal selamat darinya.
Padahal jalan keselamatan dari tenggelamnya sangat jelas.
Buang seluruh bahan makanan dan barang berat dari atas kapal itu.

Makna yang bisa kita ambil dari syair diatas adalah sebenarnya kita mengetahui hal baik dan buruk dalam hidup di dunia ini dan kita telah memiliki tuntunan kitab suci kita Al-Qur’an akan tetapi demikian karena begitu banyaknya cobaan dan godaan sehingga membuat kita mudah tergelincir apabila tidak berhati – hati.

Jika kita lebih mengutamakan Cinta akan dunia maka kita akan menuruti akan keinginan hawa nafsu yang mencelakakan kehidupan kita baik dunia maupun akhirat.
“Dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan engkau dari jalan Allah…” (QS.Shaad:26)

Apalah arti dari kesenangan Dunia yang sementara ini dibanding dengan Kebahagian akhirat yang kita kekal di dalamnya kelak.
Mari kita mengorbankan dan menginvestasikan waktu kita yang sesaat ini dengan menjadi orang – orang yang bertakwa kepada Allah.
Akhirat lebih baik daripada dunia.

Mari kita jadikan dunia sebagai tempat kita mengusahakan apa saja yang menjadi syarat – syarat menggapai akhirat yang lebih baik dan sesuai dirido’I oleh-Nya.

Sungguh kita akan mendapatkan sesuai dengan apa yang kita niatkan.
Jangan sia – siakan usaha yang sudah kita lakukan sirna dengan begitu saja yaitu dengan melakukannya tidak oleh sebab iman melainkan ada hal dunia terbersik dalam hati kita.
Mari kita lakukan Kebaikan oleh sebab iman yaitu oleh karena Cinta kita kepada Sang pemilik cinta sebenarnya beserta rasul  - rasulnya.

“Sesungguhnya dunia itu hanya milik empat manusia, yaitu:
1.      Hamba yang dianugerahi harta dan ilmu oleh Allah.
Dia bertakwa kepada Allah karenanya dan mengetahui hak Allah karenanya.
Ini adalah kedudukan yang paling baik.”


2.      Hamba yang dilimpahi Ilmu namun tidak dianugerahi harta
Dia adalah orang yang niatnya lurus. Dia berkata.’Andaikata aku mempunyai harta, tentu aku bisa beramal seperti diamalkan si Fulan.
Dia dengan niatnya itu, maka kedua – duanya memperoleh  pahala yang sama. 

3.      Hamba yang dianugerahi Harta namun tidak dianugerahi Ilmu.
Dia berjalan tanpa petunjuk karena hartanya tanpa pengetahuan,
Dia tidak bertakwa kepada Allah karenanya,
Tidak menyambung tali persaudaraan karenanya dan tidak mengetahui Hak Allah karenanya.
Ini adalah kedudukan yang paling Buruk

4.      Hamba yang Tidak dianugerahi harta dan ilmu
Dia berkata:’Andaikan aku mempunyai harta , tentu aku benar – benar akan berbuat seperti yang diperbuat  Fulan.
Dia dengan niatnya itu, maka kedua – duanya mendapat dosa yang sama.
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzy)

Rasulullah bersabda:
“Ada tiga jenis manusia yang didalam  dirinya terdapat manisnya iman yaitu
Ø      Hendaknya Allah dan Rasulnya lebih dicintai dari pada selain keduanya.
Ø      Hendaknya mencintai seseorang semata – mata karena Allah,
Ø      Dan hendaknya membenci kekufuran sesudah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, Sebagaimana Ia tidak suka lemparkan ke dalam api Neraka.”

Tidak ada alasan untuk tidak lebih mencintaiNya dari pada mencintai dunia yang fana ini.

Karena Dialah yang Patut untuk dicintai.
Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Pengasih kepada seluruh umat manusia,
Penyayang kepada orang – orang yang dikehendakinya.

Dia tidak menganiaya kita sedikitpun.
Dia mempermudah segalanya.
Dia Maha Pengampun dan Pemaaf sekalipun sudah seribu kali kita Ingkar dan berbuat Dosa.
Sebagaimana Allah telah berfirman agar kita jangan putus asa akan rahmatnya.

“Katakanlah hai hamba – hamba-Ku yang melampui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu  berputus asa  dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa – dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”
(QS. Az-Zumar:53)
Dan ayat di atas berlaku ketika ruh masih bersatu dengan jasad kita dan kita bertaubat kepadaNya.

Mari kita buktikan Cinta kita KepadaNya
Dengan Benar – benar menjadi orang yang beriman dan bertakwa
Untuk hidup kita yang lebih baik
Baik untuk dunia dan Akhirat.


“Allah Azza wa Jalla berfirman,
‘Jika hambaKu hendak mengerjakan suatu keburukan, maka janganlah kalian(Para Malaikat) menulisnya sebagai dosa hingga dia mengerjakannya. Jika sudah mengerjakannya maka tulislah satu dosa yang sama dengannya, dan jika dia  meninggalkannya karena Aku, maka tulislah satu kebaikan baginya. Dan jika dia hendak mengerjakan satu kebaikan namun belum mengerjakannya, maka tulislah satu kebaikan baginya. Jika dia sudah mengerjakannya, maka tulislah baginya sepuluh(pahala) kebaikan yang serupa dengannya hingga tujuh ratus kebaikan.’”
(HR.Al-Bukhary dan Muslim)

Subhanallah begitu baiknya Allah,
Tidak akan ada manusia yang dapat berbuat sedemikiannya.
Dia tidak tuliskan dosa ketika seseorang meniatkan kejahatan hingga ia melakukannya
Tapi sebaliknya
Dia langsung tuliskan pahala kepada kita ketika kita berniat kebaikan oleh karenanya
Dan menambahkan pahala ketika kita sudah mengerjakannya.

Marilah kita tanamkan dalam hati untuk lebih Mencintai Allah.
Cinta oleh sebab Manusia dan keduniaan itu Tidak akan Abadi bahkan mudah Sirna
Oleh karena Manusia tidak memiliki Cinta yang hakiki seperti sang Penciptanya.
Akan Habis dan Punah seiring berjalannya waktu.

Ketahuilah Sahabat – sahabatku Bahwa sesungguhnya perbuatan maksiat itu ternyata timbul karena kita mendahulukan cinta kepada hawa nafsu individual(cinta dunia) ketimbang cinta pada Allah dan Rasul.
Demikian pula semua perbuatan Bid’ah , hal ini muncul sebagai akibat kita telah mendahulukan kepentingan hawa nafsu(Cinta keduniaan yang berlebihan), Cintanya, bencinya, pemberiaanya, pencegahannya hanya untuk kepentingan hawa nafsu kita, hal ini menunjukkan  kurangnya keimanan yang wajib ada dalam diri kita.

“Surga itu diselubungi dengan semua perkara yang tidak disukai,
Manakala neraka diselubungi dengan nafsu syahwat.”
(HR.Muslim)

Ketika itu kita diharuskan bertaubat, kemudian kembali pada sunah Rasulullah Saw., mendahulukan cintanya  pada Allah dan Rasullnya serta semua yang diRido’I Allah dan Rasulnya dari pada Kepentingan hawa nafsu dan keinginannya.

“Barang siapa  yang mencintai dunia (secara berlebihan) maka dia telah membahayakan (kehidupan) akhiratnya dan barang siapa mencintai akhirat maka dia akan menjaga agamanya.”
(HR. Ahmad dan Tabrani)
“Maka dia akan rajin bergaul dengan para ulama, para tokoh, dan orang – orang yang bijaksana.”

Makna dari kata orang – orang bijaksana diatas adalah orang yang sudah mampu membedakan yang haq dan yang bathil dan yang sudah mampu menjadikan Allah di atas segalanya.
Mengapa kita diperintahkan lebih utama bergaul dengan orang – orang tersebut di atas??
Karena jika manusia senantiasa bergaul dengan orang – orang yang fasik, maka akan terukir dalam hatinya seluruh keburukan dan perbuatan maksiat yang dilakukannya, sehingga lambat laun ia akan terpengaruh dengannya.

Sebaik – baik manusia adalah yang bermanfaat buat orang lain.
Sehingga saya berbagi pada apa yang kuketahui dari beberapa sumber.
Agar kita dapat mengamalkan secara bersama – sama.

Marilah kita untuk saling Mengingatkan
Marilah mulai saat ini kita mengubah paradigma kita terhadap Makna hidup sebenarnya.
Dan untuk apa sebenarnya kita Hidup
Melainkan hanya untuk menyembah kepada Allah dengan kata lain Mari kita hilangkan Perasaan cinta – cinta oleh sebab Manusia dan keduniaan yang tidak berarti apa – apa di sisi Allah.

Mulai saat ini marilah kita berjanji untuk mengubah kebiasaan – kebiasaan buruk kita dengan kebaikan – kebaikan sesuai Syariat Islam.

Jika sholat kita belum menjalankan 5 waktu sehari semalam
Mari kita sempurnakan
Jika gaya hidup kita masih glamour
Mari kita ubah menjadi Sederhana dan apa adanya oleh karena Allah
Jika kita masih suka membuang waktu dengan percuma
Mari kita maknai waktu kita dengan sibuk memperbaiki diri setiap waktu dan memanfaatkan dengan semaksimal mungkin.
Marilah kita mulai dari hal yang sekecil mungkin dan sesederhana mungkin.
Insya Allah,
Allah akan memudahkan kita untuk menjalankan yang lebih besar ketika kita sudah melakukan dan memperbaiki kesalahan yang kecil.
Sebagaimana sabda Rasulullah:
“Barang siapa  mengamalkan apa yang diketahuinya , maka Allah akan mewariskan untuknya ilmu – ilmu yang belum diketahuinya.”

Tidak ada terbersik dalam hati ingin menggurui dan menceramahin.
Karena sayapun bukanlah seorang Guru dan penceramah.
Tapi ini saya lakukan karena dorongan Cinta kepada Allah dan Rasulnya.
Sebagaimana Sabda Rasulullah yang terdapat dalam pesan Ali bin Abi Thalib kepada Putranya yaitu Janganlah kalian takut menghadapi celaan orang dalam menjalankan perintah Allah. Allah akan melindungi kalian dari orang – orang yang bermaksud jahat. Janganlah kalian lupa untuk memerintahkan berbuat baik kepada orang lain dan mencegah kemungkaran.

Semua Berpulang kepada Allah
Semoga Bermanfaat untuk Kita Semua
Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar